Forever – Chapter 1

Forever by Park Jea

Starring:

Erza Scalret || Jellal Fernandes

Natsu || Lucy || Gray || Juvia || Gajeel || Levy || Laxus || Cana

Romance || Sad || Marriage-Life

PG

Disclaimer : Aku… aku gak tau mau ngomong apa. Bingung /Jungkir balik/

 

-oOo-

 

 “Wah. Erza, kau sangat cantik.” Puji seorang gadis. Erza tersenyum malu.

“Tentu saja, Juvia. Dia harus tampil cantik dihadapan calon suaminya.” Ujar gadis lainnya.

Juvia menopang dagunya seraya menatap langit, menerawang. “Aku jadi ingin cepat menikah.” Gumamnya.

“Kalau begitu cepatlah menikah.” Timpal Cana, menyenggol lengan Juvia. “Dengan siapa?” Tanya Juvia kebingungan.

“Tentu saja dengan Gray. Kau ini aneh.” Jawab Erza. Perempuan itu terus saja membenahi rambutnya.

Juvia menggeleng kepalanya beberapa kali. “Tidak. Aku tidak mau menikah dengannya. Jika aku menikah dengannya, bagaimana dengan anakku kelak?”

“Jangan berkata seperti itu. Nanti kau menyesal, loh” goda Levy yang baru saja datang. Wajah Juvia memerah. “Yah! Kenapa tidak menggoda Erza saja? Dia ‘kan akan menikah? Kenapa kalian justru menggodaku?”

Erza tersenyum lebar. Dia yakin, bahwa dia akan sangat merindukan masa-masa seperti ini. Sebentar lagi dirinya akan dipersunting oleh kekasih hatinya, Jellal Fernandes. Dan itu artinya dia tidak akan memiliki waktu yang lama seperti dulu untuk berkumpul dengan sahabat-sahabatnya. Karena dia akan terfokus dengan urusan rumah tangga dan sang suami, juga anaknya kelak.

“Aku akan sangat merindukan kalian, teman-teman.” Gumam Erza. Levy memeluk Erza yang kebetulan berada disampingnya. “Aku juga akan sangat merindukanmu, Erza. Tapi walau bagaimanapun, kau harus menomor satukan suamimu.”

“Ah? sepertinya ini sudah waktunya. Kau harus bersiap-siap. Jangan sampai melakukan hal yang memalukan dihadapan calon suamimu, mengerti?” Ujar Cana.

“Ya, ya, ya.” Erza memutar bola mata jengah.

.

.

.

.

.

“Apakah anda, Jellal Fernandes, bersedia menemani, mencintai, menjaga, dan melindungi Erza Scalret selamanya, hingga maut memisahkan?” Tanya sang pastur, membuat Jellal menelan ludah dengan susah payah. “Ya” Jawabnya tegas.

“Apakah anda, Erza Scalret, bersedia menemani, dan mencintai Jellal Fernandes selamanya, hingga maut memisahkan?”

Dengan gugup Erza menjawab, “Y-ya.”

Semua tamu undangan bertepuk tangan dengan meriah. Erza menunduk, wajahnya kini memerah. Jellal tertawa kecil, “Sekarang kita resmi.” Bisiknya pada Erza.

“Sekarang kalian sudah resmi menjadi pasangan suami-istri.”

Dengan cepat Jellal menghadap Erza. Dia tersenyum manis, membuat Erza sedikit merinding. Jellal memajukan wajahnya perlahan-lahan.

Suara tepuk tangan kembali menggema kala mempelai pria mencium sang mempelai wanita. Erza tersenyum malu dan kembali menunduk.

.

“Wah, selamat, ya. Akhirnya kalian sudah resmi. Aku yakin kalian sudah tidak sabar untuk berbulan madu,” Jellal tertawa mendengar ucapan Gajeel. “Kau selalu tahu isi pikiranku,” Jellal tersenyum lebar mendengar ucapannya sendiri.

“Hyaaaaaa. Jangan malu seperti itu, Erza. Mungkin suamimu tidak setampan aku, tapi suamimu itu sangat setia. Hahaha.” Cana yang mendengar ucapan Laxus segera menatap kekasihnya tajam.

“Oh, jadi maksudmu kau itu tidak setia, hmm? Apa kau pernah bermain dengan perempuan lain dibelakangku?”

“Hohoho. Tentu saja tidak, Cana. Laxus tidak bermain perempuan dibelakangmu. Tapi dia bermain perempuan saat kau tidak ada! Hahaha.” Ujar Gray dengan tawanya yang keras. Membuat semua mata tertuju padanya. Juvia yang tidak dapat menahan malu pun menarik telinga Gray dan membawanya pergi dati tempat itu.

Kini tinggal tersisa Erza dan Jellal yang menahan tawa, Gajeel dan Levy yang sedang mencicipi makanan, dan tentu saja Cana yang menatap Laxus tajam, sedangkan Laxus sendiri menundukkan kepala.

Cana berjalan mendekati Laxus, dan berbisik ditelinganya. “Tamatlah riwayatmu!” kemudian gadis itu menarik daun telinga Laxus dan membawanya pergi. Seperti apa yang Juvia lakukan.

Jellal dan Erza tertawa sambil menerka apa yang akan terjadi pada kedua sahabat mereka (Laxus dan Gray). Sedangkan Gajeel dan Levy menatap pasangan pengantin baru itu aneh. Pasangan yang gila, pikir mereka.

Seseorang menepuk pundak Jellal, memaksanya untuk berbalik badan. Jellal membulatkan mata dengan sempurna.

“Hai, sudah lama kita tidak bertemu, ya. Oh, selamat, ya.” Ujar sosok itu disertai senyum lebar. Jellal ikut tersenum lebar seraya memeluk sosok itu dengan erat. Sosok itu pun membalas pelukan Jellal tidak kalah erat.

Erza yang melihat pemandangan dihadapannya hanya menunduk. Ingin sekali rasanya dia menarik suaminya sambil berteriak ‘Dia milikku’ tepat diwajah sosok itu. Tapi melihat sang suami sangat bahagia membuatnya tidak berkutik.

“Haaaa. Bagaimana kabarmu, Lucy?” Lucy–yang Erza ketahui sebagai mantan kekasih Jellal–melepaskan pelukan mereka, membuat Erza bernapas lega walaupun dia masih cemas.

“Aku baik-baik saja. Oh iya, apa dia istrimu? Wah, cantik sekali.” Erza tersenyum malu pada Lucy. “Terimakasih.”

“Sayang, kau kenal Lucy, kan? Dia itu mantan kekasihku,”

“A-aku tahu.”

Lucy menepuk pundak Erza dengan lembut. “Jaga Jellal baik-baik, ya. Jangan sampai kau menyakitinya,”

“E-eh?”

“Tenang saja. Aku tidak akan merebut suamimu. Aku sudah merelakannya, dan akupun sudah memiliki penggantinya.” Ujar Lucy menggerling jahil pada Erza.

“Oh, jadi kau sudah memiliki penggantiku? Kenapa kau tidak memberitahukanku?” Lucy tertawa kecil mendengar ucapan Jellal. “Untuk apa aku memberitahumu? Tidak penting. Tunggu disini. Aku akan memanggil ‘calon suamiku’. keke” Lucy pergi meninggalkan Erza yang terpaku dan Jellal yang menggerling nakal.

“Jangan katakan bahwa kau cemburu.” Erza menoleh dengan cepat. Diinjaknya kaki sang suami dengan keras. “Kau menyebalkan.” Gerutunya.

Lucy kembali dengan seorang pria dibelakangnya. “Haaaiii. Nah, ini dia kekasihku. Namanya Natsu.”

Jellal membungkuk dan menjabat tangan Natsu. “Halo, namaku Jellal Fernandes. Dan ini istriku, Erza Scalret.”

“Senang bertemu dengan kalian.”

“Aaaaaa. Aku harap kita bisa menyusul mereka, sayang.” Lucy menyikut lengan Natsu sebelum akhirnya kembali berbincang dengan Jellal dan Erza.

.

“Huaaaaa. Akhirnya acara ini selesai juga. Aku benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan kasur yang lembut,” Jellal tertawa pelan. “Tidak sabar untuk tidur bersamaku, hmm?”

Erza menatap Jella, namun didetik berikutnya dia ikut tertawa bersama Jellal. “Aku lupa kita sudah menikah, jadi ‘kan kita tidur sekasur. Hehehe”

“Hmm, Erza. Kau ingin memiliki anak berapa?”

“Aku ingin dua. Kau?”

“Aku ingin… hmmm. 11!”

“Apa???!!!”

 

-oOo-

 

Pertama-tama mau minta maaf sama Tatun. Maaf, Freed sama Mirajane ga dimasukin karena kamu kan ga mau mereka jadi anak Erza-Jellal. Sedangkan karakternya sudah habis, menyisakan kedua anak Erza dan Jellal.

Kedua, aku minta maaf juga sama Tatun. Aku rada ngaret kalau bikin FF. Kecuali FF Drabble.

Ketiga, maaf untuk Tatun dan Readers yang baca FF ini. aku pikir FF ini sangat sangat sangat gaje.

Keempat, maaf, FF ini sangat pendek. hanya sekitar 1020 words saja.

Kelima, aku mau minta maaf jika ada kata-kata yang kurang enak dihati kalian. Mohon koreksinya.

Keenam, maaf, aku jadiin FF ini series singkat /? karena aku ga mau Tatun nagih terus u,u

Semoga segini sudah cukup memuaskan dan kalian mau menunggu aku yang sangat ngaret ini 😀

Bye~

2 thoughts on “Forever – Chapter 1

Leave a comment